PUSTAKA FAKULTAS PERTANIAN INI DI PERUNTUKAN BAGI KALANGAN CIVITAS AKADEMIKA(DOSEN, MAHASISWA, KARYAWAN,INSTANSI LAIN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERTANIAN) SEMOGA PUSTAKA INI BERGUNA DAN DAPAT DI PERGUNAKAN UNTUK KEMAJUAN PERTANIAN DI INDONESIA(Khususnya Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya) Jl.VETERAN MALANG KONTAK EMAIL: abdulrochim444@gmail.com
28 Juli 2010
KTM Mahasiswa FPUB
July 28th, 2010 Abdul Rochim A.Ma.Pust Edit
di mohon bagi mahasiswa yang namanya tercantum di bawah ini harap segera
mengambil KTM untuk syarat Daftar ulang mahasiswa Lama Di FP UB
1. Zainal Fathah 0600430027(D3 Arsitektur pertamanan)
2. Misbahulloh 0910440138(S1 Agribisnis)
3. Karina tri N 0910480238(S1 Agroekoteknologi)
4. Hawa Tri N 0910480238(S1 Agroekoteknologi)
5. Esti Yuliani 0610413005(Agronomi)
6. Muhammad Fahri N 0510470022(Pemuliaan Tanaman)
7. Qiki Rifqiyah 0810442036(S1 Agribisnis)
26 Juli 2010
Jurnal dari Pusat penelitian dan pengembangan pertanian
- membangun agribisnis melalui inovasi teknologi puslitbangtan 1997-2001
- warta penelitian dan pengembangan pertanian vol 32 no 1 tahun 2010 issn 0216 4427
- warta penelitian dan pengembangan pertanian vol 32 no 2 tahun 2010 issn 0216 4427
- jurnal penelitian dan pengembangan pertanian vol 28 no 4 2010
- jurnal penelitian dan pengembangan pertanian vol 29 no 1 2010
15 Juli 2010
Jurnal Penelitian Karet
vol 27 n0 1 2009
ISSN 0852-808 x
- identifikasi klon karet memalui karakteristik daun 1 variasi ukuran daun(irwan suhendry, syarifah aini pasaribu)
- identifikasi klon karet anjuran dengan tehnik RAPD(fetrina oktavia, mudji lasminingsih,kuswanhadi)
- ketahanan beberapa klon karet anjuran terhadap kekeringan(khaidir amypalupy, thomas wijaya)
- pemanfaatan bakteri pelarut fosfat untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman karet(umi hidayati, thomas wijaya)
- isolasi gen penyandi ACC oksidase pada tanaman karet H brasiliensis Muell Arg. dengan penyaringan pustaka cDNA(kuswanhadi, pascal montaro)
- pengaruh tanaman sela ubi kayu terhadap pertumbuhan tanaman karet belum menghasilkan dan pengurasan hara tanah(priyo adi nugroho, istianto,zarida fairuzah, karyadi)
- keragaan dan usulan alternatif strategi pengembangan ekspor karet indonesia(bambang drajat, sinung hendratno)
9 Juli 2010
Panggilan" SILVI IKAWATI.SP"
SILVI IKAWATI.SP(ALUMNI HPT)
0510460040
HARAP SEGERA KE PETUGAS RUANG BACA BUDIDAYA TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN UB
8 Juli 2010
www.academicjournals.org/ajar/
Home | Search | Contact | |||||||||||||||||||||||||
| Welcome to the Agricultural History Society website. Join the Agricultural History Society News 2010 Annual Meeting Meet Agricultural History Society Members
| ||||||||||||||||||||||||
Website design by Nicholas Buchanan. Copyright 2007 by the Agricultural History Society. |
7 Juli 2010
Pengembangan Tehnologi Budidaya Sorghum bicolor sebagai hijauan pakan ternak(studi eksperimental pendekatan fisiologi) Mustikoweni Purnomohadi
Mustikoweni Purnomohadi
099512032 D/MIPA
PPS UNAIR Surabaya
1997
Peningkatan Mutu Buah Salak bvarietas Unggul(SUWARU)
Peningkatan Mutu Buah Salak bvarietas Unggul(SUWARU)
Hari Bowo 099512036
1997 PPS Unair Surabaya
Pengantar Sistem Produksi Tanaman Agronomi (Ir.D Sudidjo.M.Sc)
tahun 1986
- sitem pertanian indonesia
- tujuan budidaya tanaman
- sistem produksi tanaman dari sistem lingkungan dan teori sistem
- sistem pengumpulanhasil tanaman
- sistem dengan budidaya tanaman
- sistem dengan padang pengembalaan dan peternakan
- umum
- potensi photosintesis
- fotoperiodedisitas dan bunga
- masalah iklim
- hambatan tanah
- hambatan biotik
- implikasi
- dinamika tanaman
- klasifikasi agroklimat
- kebutuhan air tanaman
- curah hujan dan irigasi
- klasifikasi lahan
- keseimbangan hara dalam tanah,penyerapan hara tanaman
- tanah masam dan pengapuran
- bahan organik tanah dan pupuk organik
- mekanis pertumbuhan tanaman
- kepadatan tanah
- pengolahan tanah dan alat alat
- arti pola tanam
- saling pengaruh dan persainagan tanaman dalam pola tanam
- bentuk pola tanam
- karakteristik pola tanamganda
- klasifikasi tanaman dan species tanaman
- padi sawah
- sifat fisik tanah
- sifat kimia tanah
- pelumpuran(puddling)
- tipe tanaman padi
- hambatan sistem produksi tanaman
- lahan kering dan cara mengatasinya
- pemilihan jenis tanaman,var benih,bibit, pola tanam
- masalah sosial dan ekonomi
- sistembudidaya tanaman tahunan
- budidaya dan pengolahanya
- karakteristik umum perkebunan tanaman tahunan
- padang pengembalaan
- padang campuran rumput-Legum
- jenis rumput dan legum untuk campuran rumput -legum
- latar belakang agroforesty
- konsepsi dan definisi agroforesti
- kemampuan karakteristik agroforesty
- perkembangan dan prospek
- pustaka
- daftar istilah
Pengantar Produksi Tanaman
Pengelolaan Tanah dan air PPSUB 1997
5 Juli 2010
Gulma (Soekisman T) 1984
Soekisman Tjirosoedierjo
PENGELOLAAN GULMA DI PERKEBUNAN
OLEH:
SOEKISMAN TJIROSOEDIRJO
IS HIDAYAT UTOMO
JOEDOJONO WIROATMODJO
GRAMEDIA , JAKARTA 1984
Daftar Isi:
prakata
kata pengantar
kata sambutan
A. pendahuluan
pengaruh negatif gulma terhadap masyarakat
pengelolaan jasad penganggu secara umum dengan pendekatan terpadu
B. Biologi dan ekologi gulma
identifikasi gulma
analisis vegetasi
ekologi gulma
kompetensi gulma
interaksi antara gulma dan jasad penganggu lain
beberapa species gulma penting di perkebunan
C. Pengelolaan gulma di perkebunan
masalah gulma di perkebunan
konsep pengendaliangulma terpadu
pengendalian gulma di perkebunan
prinsip ambang ekonomi dalam pengelolaan gulma
D. Pengendalian gulam secara kimia
prinsip pengendalian secara kimia
cara kerja herbisida
klasifikasi herbisida
formulasi herbisida
tehnik pemakaian herbisida
herbisida di tanah
residu dan efek sampingan herbisida
peraturan pemakaian herbisida
D. Pengelolaan gulma di perkebunan
gulma diperkebunan karet
gulma di perkebunan teh
gulma di perkebunan kelapa sawit, kelapa
gulma di perkebunan tebu
gulma di perkebunan coklat dan kopi
gulma di perkebunan cengkeh
gulma di perkebunan kapas
E. Organisasi pelaksanaan pengendalian gulma di perkebunandengan herbisida
daftar acuan
indeks
lampiran gambar
Soekisman Tjirosoedierjo
OLEH:
SOEKISMAN TJIROSOEDIRJO
IS HIDAYAT UTOMO
JOEDOJONO WIROATMODJO
GRAMEDIA , JAKARTA 1984
1 Juli 2010
Gulma
JENIS DAN SEBARAN GULMA DI KEBUN TEBU
Gangguan gulma terhadap pertumbuhan tebu, berturut-turut dipengaruhi oleh spesies gulma, kelebatan dan pertahanannya menghadapi berbagai upaya pengendalian. Oleh karena itu, pengetahuan tentang spesies gulma dan kemampuan untuk mengidentifikasi merupakan bekal utama dan terpenting untuk menanggulangi permasalahan gulma.
Seperti diilustrasikan pada Gambar 1, gulma beserta spesies yang mendominasinya sangat dipengaruhi oleh teknik bercocok tanam tebu dan pola pengelolaan tanah. Untuk mendapatkan pengetahuan yang memadai terhadap vegetasi gulma yang akan ditemui di lapang, maka perlu diketahui pengelompokan spesies-spesies gulma yang tumbuh di berbagai pola dan lahan tebu.
Guna mempermudah pengenalan spesies-spesies gulma diadakan pengelompokan berdasarkan daur hidupnya, morfologinya, saat berkecambah dan tumbuhnya, serta kepekaannya terhadap macam bekerjanya herbisida. Pengelompokkan ini tidak berkaitan secara langsung dengan taksonomi tumbuhan atau kekerabatan diantara gula tersebut, tetapi semata-mata merupakan cerminan penampakkan visual di lapang atas respon yang ditunjukkan terhadap perubahan lingkungan.
Daur Hidup Gulma
Daur hidup tumbuhan adalah jangka waktu antara tumbuhan itu berkecambah atau muncul di permukaan tanah sampai tumbuhan tersebut menghasilkan biji/bagian vegetatif yang mampu tumbuh menjadi tumbuhan baru. Daur hidup gulma akan menentukan lama gulma tumbuh dan kemudahan pengendaliannya.
1. Gulma Semusim
Gulma ini berkecambah dan berkembang biak terutama dengan biji, serta hidup selama satu musim. Musim yang dimaksud adalah pada musim yang sama dan berkisar antara 4 - 16 minggu (bergantung pada spesiesnya). Tumbuhan tua mati dan tumbuhan muda muncul dari biji-bijinya.
2. Gulma tahunan
Gulma yang berkembang biak terutama dengan organ vegetatifnya yaitu umbi (tuber), rimpang (rhizome), umbi lapis (bulb), subang (corm) dan geragih (stolon). Gulma ini hidupnya lebih lama dan biasanya melebihi masa satu musim bahkan dapat mencapai tiga - empat musim apabila didukung oleh lingkungan tumbuhnya. Tunas gulma dapat tumbuh menjadi tua dan akhirnya mati, tetapi organ vegetatif tersebut akan tetap hidup dan menumbuhkan tunas-tunas baru. Dengan karakteristik seperti itu, biasanya gulma tahunan lebih sulit dikendalikan dibanding gulma semusim.
Morfologi Daun Gulma
Pengelompokan ini berkaitan dengan kesamaan reaksi gulma dengan morfologi daun tertentu terhadap herbisida yang serupa. Berdasarkan sifat-sifat tersebut, gulma dikelompokkan kedalam kelompok rumput, kelompok teki, dan kelompok daun lebar.
a. Kelompok berdaun sempit
Spesies-spesies gulma yang daunnya berbentuk garis (linearis), memanjang dan sempit, pipih, tepinya sejajar, berbentuk pita (ligulatus) seperti linearis tetapi lebih lebar. Gulma rumput biasanya berada pada marga Poaceae (Gramineae).
b. Kelompok teki-tekian
Spesies-spesies gulma dari marga Cyperaceae yang memiliki penampang batang segitiga, daunnya berbentuk garis (linearis). Contoh yang tremasuk kelompok ini: Cyperus rotundus dan Fymbristilis miliaceae.
c. Kelompok berdaun lebar
Spesies-spesies gulma dengan bentuk daun bulat panjang (oblongus), lanset (lanceolatus), bulat telur (ovatus), lanset terbalik (oblanceolatus), jantung (cordatus), segitiga sama sisi (sagittatus) dan bentuk elips. Kelompok ini memiliki arah pertumbuhan batang tegak, berbaring, menjalar, memanjat, dan melilit. Kelompok gulma daun lebar terdiri dari spesies-spesies class Dicotyledonae, termasuk didalamnya marga-marga Euphorbiaceae, Amaranthaceae, Asteraceae, Mimosaceae, Leguminoceae, Rubiaceae, Commelinaceae, dan sebagainya.
Sifat Tumbuh
Gulma dapat tumbuh menjalar membentuk lapisan rata di permukaan tanah, tumbuh tegak membentuk perdu atau tumbuh merambat pada tanaman tebu. Kelompok gulma daun lebar dapat memiliki salah satu atau lebih sifat-sifat tumbuh tersebut. Gulma yang berkecambah dan tumbuh pada saat tebu muda biasanya bersifat menjalar dan atau membentuk perdu. Gulma daun lebar yang merambat biasanya tumbuh pada tebu muda yang tajuknya mulai menutupi ruang di antara barisan tebu, dan menjadi lebat pada saat tebu tua sampai tebu akan ditebang.
Kepekaan Herbisida
Spesies-spesies gulma dapat dikelompokkan bersama-sama dengan morfologi daun gulma dan pada daur hidup gulma. Herbisida yaitu senyawa kimia organik sintetik, diserap oleh gulma lewat akar, batang muda ataupun daunnya. Herbisida yang diserap akar atau lazim disebut herbisida akar, akan diserap bersama dengan air dan hara dari tanah, lalu diangkut ke bagian-bagian tubuh tumbuhan yang sedang aktif melakukan proses metabolisme. Herbisida lain adalah herbisida daun yang diserap oleh tumbuhan gulma lewat helaian daun, kemudian masuk ke jaringan-jaringan yang aktif melakukan proses fotosintesa dan jaringan yang aktif bermetabolisme seperti di ujung-ujung tubuh tumbuhan (akar dan batang). Ada juga sekelompok herbisida yang dapat masuk ke dalam tubuh gulma lewat akar dan daun, herbisida semacam ini disebut herbisida akar dan daun. Pada Tabel di bawah ditunjukkan macam spesies gulma dan kepekaannya terhadap herbisida-herbisida tersebut di atas. Dengan demikian, bisa disusun program pengendalian dan herbisida yang akan dipakai, apabila diketahui macam spesies gulmanya.
Tabel Pengelompokan Spesies Gulma dan Kepekaannya terhadap Herbisida
Daur hidup gulma | Tanda | Tebu muda | Tebu tua | Peka terhadap herbisida |
Semusim
| © | Rumput | - | Akar |
| - | - |
| |
ª | Daun lebar | Daun lebar (merambat) | Akar + (daun) | |
Tahunan
| § | Rumput | - | Akar, akar + daun |
Y | Teki | - | Daun | |
¥ | Daun lebar | Daun lebar(merambat) | Akar + (daun) |
Keterangan :
© = gulma semusim jenis rumput-rumputan
ª = gulma semusim jenis daun lebar
§ = gulma tahunan jenis rumput-rumputan
Y = gulma tahunan jenis teki-tekian
¥ = gulma tahunan jenis daun lebar
Spesies Gulma pada Berbagai Lahan Tebu
Dari hasil-hasil survei gulma yang telah dilakukan selama ini, dapat dibedakan antara lahan tebu sawah berpengairan (di pulau Jawa), dengan lahan tebu di lahan kering di pulau Jawa, dan di lahan kering di pulau-pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi. Tabel berikut menunjukkan spesies-spesies gulma tebu di lahan sawah beririgasi.
Tabel Spesies Gulma di Kebun Tebu Lahan Sawah Irigasi (Jawa)
Penyebaran | Lebat | Agak lebat (sering ditemukan) | Jarang |
Sangat luas | Cyperus rotundus |
|
|
| Cynodon dactylon |
|
|
| Echinochloa colonum |
|
|
Luas | Leptochloa chinensis | Heliotropium indicum |
|
| Panicum reptans | Fimbristilis miliaceae |
|
| Polytrias amaura |
|
|
Terbatas |
| Portulaca oleraceae | Euphorbia puriflora |
|
| Euphorbia hirta | Panicum reptans |
|
| Amaranthus spinosus |
|
|
|
| Eclipta prostrata |
|
|
| Eragrostis japonica |
|
|
| Eleusine indica |
|
|
| Physalis minima |
|
|
| Phyllantus niruri |
Keterangan : 1) Sumber: Kuntohartono dan Tarmani (1967)
Ternyata spesies gulma yang penting di kebun tebu lahan sawah adalah gulma tahunan teki-tekian dan rumput, selanjutnya ditemukan juga banyak gulma semusim rumput dan teki-tekian. Sebagian besar vegetasi gulma kebun tebu lahan sawah adalah gulma semusim.
Vegetasi gulma di kebun tebu lahan kering di pulau Jawa ditunjukkan pada Tabel di bawah. Dua spesies gulma semusim rumput yakni Echinochloa colonum dan Digitaria adscendens mendominasi vegetasi gulma di tegalan Jawa. Berikutnya adalah gulma tahunan teki merupakan spesies yang tumbuh lebat di lokasi kebun tebu yang cukup memperoleh hujan atau tegalan yang tinggi kadar air dalam tanahnya. Spesies gulma lainnya yang timbul setempat-setempat dan jarang pertumbuhannya umumnya adalah gulma semisim berdaun lebar.
Tabel Penyebaran dan Kelebatan Spesies Gulma di Lahan Tegalan Jawa
Penyebaran | Lebat | Jarang |
Sangat luas | E. colonum |
|
Luas | D. adscendens | C. benghalensis |
|
| A. conyzoides |
Terbatas | C. rotundus | E. indica |
|
| M. invisa |
|
| Physalis minima |
|
| P. reptans |
|
| Borreria alata |
|
| C. dactylon |
Setempat | A. spinosus | Lindernia crustaceae |
| Centrosema pubescens | P. niruri |
| Dactyloctenium aegyptium | Bidens pilosa |
| Ipomaea triloba | E. heterophylla |
| T. portulacastrum |
|
| P. oleraceae |
|
| Richardia brasiliensis |
|
Spesies-spesies yang ditemukan tumbuh bersama tebu di lahan tegalan di pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi ditunjukkan pada Tabel di bawah. Terdapat keragaman yang sangat besar pada vegetasi gulma di kebun tebu di berbagai pulau. Tetapi dapat disimpulkan bahwa vegetasi gulma didominasi oleh spesies-spesies yang semusim, baik berdaun sempit maupun daun lebar.
Dengan mengetahui komposisi spesies gulma di suatu daerah, maka dengan pertimbangan pendekatan agronomis dan pengendalian secara kimiawi, dapat disusun suatu program pengendalian gulma secara rasional dan efektif.
Tabel Penyebaran dan Kelebatan Spesies Gulma di Kebun Tebu Luar Jawa
Kelebatan gulma | Sumatera Utara | Sumatera Selatan | Lampung | Kalimantan Selatan | Sulawesi Selatan |
Lebat | D. adscendens | I. cylindrica | M. invisa | I. cylindrica | B. alata |
| M. invisa | D. adscendens | M. micrantatha | B. alata | E. colonum |
| C. rotundus | B. alata |
|
| D. adscendens |
Agak lebat | E. colonum | M. invisa | Momordica charantia | C. cordata | R. exaltata |
| P. conjugatum | Ipomea obacura | C. pubescens |
| I. cylindrica |
| A. spinosus | M. micrantatha | D. adscendens |
| M. invisa |
| S. nodiflora |
|
|
| C. rotundus |
Jarang | E. indica | Meremia tridentata | B. alata |
| E. pruniflora |
| B. nuticum | A. conyzoides | C. dactylon |
| Ipomea triloba |
| I. arislatum | E. colonum | B. nuticum |
| Stachytarpeta indica |
| P. chelidonii | Croton hirtus | I. cylindrica |
| Gynandropsis gynandra |
| C. benghalensis |
|
|
|
|
| C. pubescens |
|
|
|
|
Dinamika populasi gulma selalu terjadi dari waktu ke waktu, sebagai konsekuensi dari perubahan kondisi tumbuh kebun tebu dan perubahan cara bercocok tanam tebu. Pergeseran spesies gulma terjadi pada daerah-daerah kebun tebu yang relatif baru. Perubahan spesies gulma berlangsung makin cepat dengan makin seringnya herbisida digunakan di kebun tersebut. Sebagai contoh, pergeseran spesies gulma yang pantau oleh P3GI di salah satu areal perkebunan tebu di luar Jawa yang dilakukan selama 3 tahun disajikan pada Tabel di bawah. Baik gulma berdaun sempit, teki-tekian, gulma berdaun lebar maupun gulma merambat dominasi spesiesnya berubah secara nyata dalam kurun 5 tahun. Beberapa spesies gulma seperti B. alata masih tetap dominan selama 5 tahun. Sebaliknya gulma C. rotundus dan Ipomoea triloba yang pada awalnya dominan kemudian menjadi tidak dominan. Beberapa gulma yang semula tidak signifikan, kemudian berubah menjadi dominan seperti B. filiformis dan M. charanthia.
Tabel Pergeseran Spesies Gulma di PG Cintamanis, Sumatera Selatan
Kelompok gulma | 1984/1985 | 1986/19871) | 1989/19902) |
Daun lebar | B. alata | B. alata | B. alata |
| Croton hirtus | C. hirtus | C. hirtus |
|
| A. conyzoides |
|
|
| Physalis angulata |
|
Teki-tekian | C. rotundus |
|
|
Daun sempit | Eleusine indica | D. adscendens | D. adscendens |
| Panicum repens | I. cylindrica | B. filiformis |
| P. distachium | E. colonum | Eleusine indica |
|
| Panicum spp. |
|
Gulma | Ipomoea triloba | M. tridentata | M. cordata |
merambat |
| M. invisa | M. tridentata |
|
| I. triloba | M. charanthia |
|
| M. cordata |
|
1) Sumber Kuntohartono (1987)
2) Sumber Sasongko et al (1980)
Analisis Vegetasi dan Identifikasi Gulma
Guna menentukan pilihan cara pengendalian gulma yang tepat maka sangat diperlukan cara-cara menganalisis vegetasi gulma terlebih dahulu. Analisis vegetasi gulma beserta identifikasi spesies gulma dilakukan sebelum tindakan pengendalian dipilih dan diterapkan. Ketidak tepatan dalam analisis bisa menyebabkan pengendalian gula menjadi tidak efektif dan efisien, karena memboroskan biaya, waktu dan tenaga.
Analisis Vegetasi Gulma
Tujuan analisis vegetasi gulma di kebun tebu adalah untuk mengetahui komposisi spesies-spesies yang membentuk komunitas gulma yang tumbuh bersama dengan tebu, pada suatu waktu dan tingkat pertumbuhan tertentu. Pada umumnya vegetasi gulma di kebun tebu terdiri dari kumpulan semai-semai berbagai spesies gulma yang agak rendah (tinggi tanaman dibawah 50 cm), atau gulma yang sedang pesat tumbuh. Vegetasi gulma kebun tebu pada umumnya mirip untuk suatu areal yang luas, sehingga prosedur persiapan lahan untuk kebun tebu biasanya seragam untuk daerah atau pabrik gula tertentu. Oleh karena itu, maka metode analisis vegetasi gulma yang digunakan adalah metode estimasi visual (visual estimation), yakni metode analisis dengan pandangan mata dan pencacatan macam spesies gulma beserta skor kelebatan pertumbuhannya masing-masing (Soekisman et. al., 1984).
Metode estimasi visual dilakukan oleh orang yang telah dilatih sebelumnya, serta data yang dikumpulkan adalah data kualitatif. Data kualitatif vegetasi gulma menunjukkan bagaimana suatu spesies gulma tersebar dan berkelompok, stratifikasinya, periodisitas (seringnya ditemukan) dan pola komposisi macam spesiesnya. Untuk memperoleh data kualitatif tersebut perlu ditentukan macam peubah pengamatannya, penetapan luas dan jumlah petak contoh, serta penyebaran hasil-hasil pengamatannya.
Luas Dan Jumlah Petak Contoh
Penilaian kelebatan spesies gulma dilakukan pada petak contoh seluas 30 - 60 m2. Letak petak contoh pertama berada di dekat jalan kebun atau seluruh pembuangan air dan kedua agak di tengah petak kebun. Kedua petak contoh mewakili satu petak kebun yang luasnya berkisar antara 12,5 sampai 25 ha. Selanjutnya petak kebun tersebut dapat mewakili kebun seluas 200 - 400 ha. Berarti bila suatu pabrik gula seluas areal tanaman tebu 10.000 ha, maka akan ada 25 - 50 petak contoh yang diperiksa gulmanya.
Penjabaran Hasil-Hasil Pengamatan
Dari 25 - 50 petak contoh dihimpun nama masing-masing spesies dikelompokkan dalam katagori “penyebaran”. Dengan angka kelebatan dan pengelompokan penyebaran dapat disusun tabel komposisi vegetasi gulma.
Identifikasi Gulma di Lapang
Dalam mengidentifikasi macam spesies gulma di lapang, dapat dilakukan cara-cara sebagai berikut :
-
Membandingkan tumbuhan gulma dengan gambar, foto atau ilustrasi gulma yang tersedia
-
Membandingkan dengan determinasi dari spesies gulma yang kita duga
-
Mencari sendiri melalui kunci identifikasi
-
Konsultasikan pada ahli di bidang yang bersangkutan
Cara (a) yang paling praktis dan dapat dikerjakan sendiri di tempat, oleh karena telah banyak publikasi gambar dan foto-foto gulma. Dua publikasi gulma P3GI yang disebutkan pada alinia pertama bab ini, sangat berguna untuk keperluan tersebut.
Dalam menempuh cara (b) dan (c) sedikit banyak kita harus memahami istilah biologi yang berkenaan dengan morfologi yang dapat dipelajari pada buku karangan Rifai (1978). Bila ada spesies gulma yang sukar diidentifikasi, maka herbarium gulma (lengkap daun, batang, bunga, bunga dan akarnya) tersebut dapat dikirim ke herbarium Bogoriense, Jl. Ir. H. Juanda 22, Bogor. Di lembaga tersebut herbarium gulma itu kemudian akan ditelaah dan diperbandingkan dengan koleksi herbarium yang mereka miliki. Lembaga tersebut juga menyimpan seluruh herbarium gulma koleksi C.A. Backer. Herbarium-herbarium tersebut dihibahkan oleh P3GI kepada lembaga ini, untuk meningkatkan daya gunanya.
Tanda-tanda yang dipakai dalam identifikasi dan penelaahan spesies gulma; terbagi atas sifat-sifat vegetatif yang bisa berubah sesuai dengan lingkungan dan sifat-sifat generatif yang cenderung tetap (Soekiman et. al., 1984).
Sifat vegetatif gulma antara lain : perakaran, bagian batang dan cabangnya, kedudukan daun, bentuk daun, tepi daun dan permukaan daun, terdapat alat-alat tambahan misalnya daun penumpu atau selaput bumbung, beragam dan berbeda-beda untuk tiap spesies gulma. Bagian generatif yang dapat digunakan sebagai kriteria tanaman antara lain adalah : jumlah dan duduknya bunga, bagian-bagian bunga, warna kelopak bunga, warna mahkota bunga, jumlah benang sari, serta bentuk - ukuran - warna - jumlah buah/biji.