28 Juli 2010

KTM Mahasiswa FPUB

Kartu Tanda mahasiswa(KTM)Fakultas Pertanian UB
July 28th, 2010 Abdul Rochim A.Ma.Pust Edit

di mohon bagi mahasiswa yang namanya tercantum di bawah ini harap segera

mengambil KTM untuk syarat Daftar ulang mahasiswa Lama Di FP UB

1. Zainal Fathah 0600430027(D3 Arsitektur pertamanan)
2. Misbahulloh 0910440138(S1 Agribisnis)
3. Karina tri N 0910480238(S1 Agroekoteknologi)
4. Hawa Tri N 0910480238(S1 Agroekoteknologi)
5. Esti Yuliani 0610413005(Agronomi)
6. Muhammad Fahri N 0510470022(Pemuliaan Tanaman)
7. Qiki Rifqiyah 0810442036(S1 Agribisnis)

26 Juli 2010

Jurnal dari Pusat penelitian dan pengembangan pertanian

Jurnal dari pusat penelitian dan pengembangan pertanian
  1. membangun agribisnis melalui inovasi teknologi puslitbangtan 1997-2001
  2. warta penelitian dan pengembangan pertanian vol 32 no 1 tahun 2010 issn 0216 4427
  3. warta penelitian dan pengembangan pertanian vol 32 no 2 tahun 2010 issn 0216 4427
  4. jurnal penelitian dan pengembangan pertanian vol 28 no 4 2010
  5. jurnal penelitian dan pengembangan pertanian vol 29 no 1 2010

15 Juli 2010

Jurnal Penelitian Karet

Jurnal Penelitian Karet
vol 27 n0 1 2009
ISSN 0852-808 x
  1. identifikasi klon karet memalui karakteristik daun 1 variasi ukuran daun(irwan suhendry, syarifah aini pasaribu)
  2. identifikasi klon karet anjuran dengan tehnik RAPD(fetrina oktavia, mudji lasminingsih,kuswanhadi)
  3. ketahanan beberapa klon karet anjuran terhadap kekeringan(khaidir amypalupy, thomas wijaya)
  4. pemanfaatan bakteri pelarut fosfat untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman karet(umi hidayati, thomas wijaya)
  5. isolasi gen penyandi ACC oksidase pada tanaman karet H brasiliensis Muell Arg. dengan penyaringan pustaka cDNA(kuswanhadi, pascal montaro)
  6. pengaruh tanaman sela ubi kayu terhadap pertumbuhan tanaman karet belum menghasilkan dan pengurasan hara tanah(priyo adi nugroho, istianto,zarida fairuzah, karyadi)
  7. keragaan dan usulan alternatif strategi pengembangan ekspor karet indonesia(bambang drajat, sinung hendratno)

9 Juli 2010

Panggilan" SILVI IKAWATI.SP"

PANGGILAN UNTUK MAHSISWA YANG BERNAMA

SILVI IKAWATI.SP(ALUMNI HPT)
0510460040

HARAP SEGERA KE PETUGAS RUANG BACA BUDIDAYA TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN UB

8 Juli 2010

www.academicjournals.org/ajar/

www.academicjournals.org/ajar


Home | Search | Contact
shim shim shim shim shim shim shim shim
about ahs news membership Agricultural History meet our members annual meetings awards shim
shim shim

Rotating Image
Find out more about this image, as well as other images that appear on the Agricultural History Society website.

Welcome to the Agricultural History Society website.
The Agricultural History Society was founded in 1919 in Washington, D.C. Its purpose is to encourage and support scholarship in the history of agriculture and rural life. The official journal of the Society is Agricultural History, which is published quarterly.

Join the Agricultural History Society
Learn more about membership benefits and how to join.

News
2008 Prize Winners were announced at the 2009 Annual Meeting at the University of Arkansas at Little Rock. More news.

2010 Annual Meeting
The 2010 Agricultural History Society Annual Meeting will be hosted by the University of Central Florida and Rollins College June 10, 11, 12. Visit the conference web site: www.rollins.edu/as/aghistoryconf/

Meet Agricultural History Society Members
Find out more about fellow Agricultural History Society members.

Website design by Nicholas Buchanan. Copyright 2007 by the Agricultural History Society.

7 Juli 2010

Pengembangan Tehnologi Budidaya Sorghum bicolor sebagai hijauan pakan ternak(studi eksperimental pendekatan fisiologi) Mustikoweni Purnomohadi

Pengembangan Tehnologi Budidaya Sorghum bicolor sebagai hijauan pakan ternak(studi eksperimental pendekatan fisiologi)
Mustikoweni Purnomohadi
099512032 D/MIPA
PPS UNAIR Surabaya
1997

Peningkatan Mutu Buah Salak bvarietas Unggul(SUWARU)

Usulan Penelitian Disertasi
Peningkatan Mutu Buah Salak bvarietas Unggul(SUWARU)
Hari Bowo 099512036
1997 PPS Unair Surabaya

Pengantar Sistem Produksi Tanaman Agronomi (Ir.D Sudidjo.M.Sc)

Buku Kuliah Pengantar Sistem Produksi Tanaman Agronomi (Ir.D Sudidjo.M.Sc)
tahun 1986
  1. sitem pertanian indonesia
  2. tujuan budidaya tanaman
  3. sistem produksi tanaman dari sistem lingkungan dan teori sistem
  4. sistem pengumpulanhasil tanaman
  5. sistem dengan budidaya tanaman
  6. sistem dengan padang pengembalaan dan peternakan
  7. umum
  8. potensi photosintesis
  9. fotoperiodedisitas dan bunga
  10. masalah iklim
  11. hambatan tanah
  12. hambatan biotik
  13. implikasi
  14. dinamika tanaman
  15. klasifikasi agroklimat
  16. kebutuhan air tanaman
  17. curah hujan dan irigasi
  18. klasifikasi lahan
  19. keseimbangan hara dalam tanah,penyerapan hara tanaman
  20. tanah masam dan pengapuran
  21. bahan organik tanah dan pupuk organik
  22. mekanis pertumbuhan tanaman
  23. kepadatan tanah
  24. pengolahan tanah dan alat alat
  25. arti pola tanam
  26. saling pengaruh dan persainagan tanaman dalam pola tanam
  27. bentuk pola tanam
  28. karakteristik pola tanamganda
  29. klasifikasi tanaman dan species tanaman
  30. padi sawah
  31. sifat fisik tanah
  32. sifat kimia tanah
  33. pelumpuran(puddling)
  34. tipe tanaman padi
  35. hambatan sistem produksi tanaman
  36. lahan kering dan cara mengatasinya
  37. pemilihan jenis tanaman,var benih,bibit, pola tanam
  38. masalah sosial dan ekonomi
  39. sistembudidaya tanaman tahunan
  40. budidaya dan pengolahanya
  41. karakteristik umum perkebunan tanaman tahunan
  42. padang pengembalaan
  43. padang campuran rumput-Legum
  44. jenis rumput dan legum untuk campuran rumput -legum
  45. latar belakang agroforesty
  46. konsepsi dan definisi agroforesti
  47. kemampuan karakteristik agroforesty
  48. perkembangan dan prospek
  49. pustaka
  50. daftar istilah


Pengantar Produksi Tanaman

Mata Kuliah Pengantar Produksi Tanaman
Pengelolaan Tanah dan air PPSUB 1997

5 Juli 2010

Gulma (Soekisman T) 1984

Soekisman Tjirosoedierjo

PENGELOLAAN GULMA DI PERKEBUNAN

OLEH:
SOEKISMAN TJIROSOEDIRJO
IS HIDAYAT UTOMO
JOEDOJONO WIROATMODJO

GRAMEDIA , JAKARTA 1984

Daftar Isi:

prakata

kata pengantar

kata sambutan

A. pendahuluan

pengaruh negatif gulma terhadap masyarakat

pengelolaan jasad penganggu secara umum dengan pendekatan terpadu

B. Biologi dan ekologi gulma

identifikasi gulma

analisis vegetasi

ekologi gulma

kompetensi gulma

interaksi antara gulma dan jasad penganggu lain

beberapa species gulma penting di perkebunan

C. Pengelolaan gulma di perkebunan

masalah gulma di perkebunan

konsep pengendaliangulma terpadu

pengendalian gulma di perkebunan

prinsip ambang ekonomi dalam pengelolaan gulma

D. Pengendalian gulam secara kimia

prinsip pengendalian secara kimia

cara kerja herbisida

klasifikasi herbisida

formulasi herbisida

tehnik pemakaian herbisida

herbisida di tanah

residu dan efek sampingan herbisida

peraturan pemakaian herbisida

D. Pengelolaan gulma di perkebunan

gulma diperkebunan karet

gulma di perkebunan teh

gulma di perkebunan kelapa sawit, kelapa

gulma di perkebunan tebu

gulma di perkebunan coklat dan kopi

gulma di perkebunan cengkeh

gulma di perkebunan kapas

E. Organisasi pelaksanaan pengendalian gulma di perkebunandengan herbisida

daftar acuan

indeks

lampiran gambar


Soekisman Tjirosoedierjo

PENGELOLAAN GULMA DI PERKEBUNAN

OLEH:
SOEKISMAN TJIROSOEDIRJO
IS HIDAYAT UTOMO
JOEDOJONO WIROATMODJO

GRAMEDIA , JAKARTA 1984

1 Juli 2010

Gulma

JENIS DAN SEBARAN GULMA DI KEBUN TEBU


Gangguan gulma terhadap pertumbuhan tebu, berturut-turut dipengaruhi oleh spesies gulma, kelebatan dan pertahanannya menghadapi berbagai upaya pengendalian. Oleh karena itu, pengetahuan tentang spesies gulma dan kemampuan untuk mengidentifikasi merupakan bekal utama dan terpenting untuk menanggulangi permasalahan gulma.

Seperti diilustrasikan pada Gambar 1, gulma beserta spesies yang mendominasinya sangat dipengaruhi oleh teknik bercocok tanam tebu dan pola pengelolaan tanah. Untuk mendapatkan pengetahuan yang memadai terhadap vegetasi gulma yang akan ditemui di lapang, maka perlu diketahui pengelompokan spesies-spesies gulma yang tumbuh di berbagai pola dan lahan tebu.

Pengelompokan Spesies Gulma


Guna mempermudah pengenalan spesies-spesies gulma diadakan pengelompokan berdasarkan daur hidupnya, morfologinya, saat berkecambah dan tumbuhnya, serta kepekaannya terhadap macam bekerjanya herbisida. Pengelompokkan ini tidak berkaitan secara langsung dengan taksonomi tumbuhan atau kekerabatan diantara gula tersebut, tetapi semata-mata merupakan cerminan penampakkan visual di lapang atas respon yang ditunjukkan terhadap perubahan lingkungan.

Daur Hidup Gulma

Daur hidup tumbuhan adalah jangka waktu antara tumbuhan itu berkecambah atau muncul di permukaan tanah sampai tumbuhan tersebut menghasilkan biji/bagian vegetatif yang mampu tumbuh menjadi tumbuhan baru. Daur hidup gulma akan menentukan lama gulma tumbuh dan kemudahan pengendaliannya.

1. Gulma Semusim

Gulma ini berkecambah dan berkembang biak terutama dengan biji, serta hidup selama satu musim. Musim yang dimaksud adalah pada musim yang sama dan berkisar antara 4 - 16 minggu (bergantung pada spesiesnya). Tumbuhan tua mati dan tumbuhan muda muncul dari biji-bijinya.

2. Gulma tahunan

Gulma yang berkembang biak terutama dengan organ vegetatifnya yaitu umbi (tuber), rimpang (rhizome), umbi lapis (bulb), subang (corm) dan geragih (stolon). Gulma ini hidupnya lebih lama dan biasanya melebihi masa satu musim bahkan dapat mencapai tiga - empat musim apabila didukung oleh lingkungan tumbuhnya. Tunas gulma dapat tumbuh menjadi tua dan akhirnya mati, tetapi organ vegetatif tersebut akan tetap hidup dan menumbuhkan tunas-tunas baru. Dengan karakteristik seperti itu, biasanya gulma tahunan lebih sulit dikendalikan dibanding gulma semusim.

Morfologi Daun Gulma

Pengelompokan ini berkaitan dengan kesamaan reaksi gulma dengan morfologi daun tertentu terhadap herbisida yang serupa. Berdasarkan sifat-sifat tersebut, gulma dikelompokkan kedalam kelompok rumput, kelompok teki, dan kelompok daun lebar.

a. Kelompok berdaun sempit

Spesies-spesies gulma yang daunnya berbentuk garis (linearis), memanjang dan sempit, pipih, tepinya sejajar, berbentuk pita (ligulatus) seperti linearis tetapi lebih lebar. Gulma rumput biasanya berada pada marga Poaceae (Gramineae).

b. Kelompok teki-tekian

Spesies-spesies gulma dari marga Cyperaceae yang memiliki penampang batang segitiga, daunnya berbentuk garis (linearis). Contoh yang tremasuk kelompok ini: Cyperus rotundus dan Fymbristilis miliaceae.

c. Kelompok berdaun lebar

Spesies-spesies gulma dengan bentuk daun bulat panjang (oblongus), lanset (lanceolatus), bulat telur (ovatus), lanset terbalik (oblanceolatus), jantung (cordatus), segitiga sama sisi (sagittatus) dan bentuk elips. Kelompok ini memiliki arah pertumbuhan batang tegak, berbaring, menjalar, memanjat, dan melilit. Kelompok gulma daun lebar terdiri dari spesies-spesies class Dicotyledonae, termasuk didalamnya marga-marga Euphorbiaceae, Amaranthaceae, Asteraceae, Mimosaceae, Leguminoceae, Rubiaceae, Commelinaceae, dan sebagainya.

Sifat Tumbuh

Gulma dapat tumbuh menjalar membentuk lapisan rata di permukaan tanah, tumbuh tegak membentuk perdu atau tumbuh merambat pada tanaman tebu. Kelompok gulma daun lebar dapat memiliki salah satu atau lebih sifat-sifat tumbuh tersebut. Gulma yang berkecambah dan tumbuh pada saat tebu muda biasanya bersifat menjalar dan atau membentuk perdu. Gulma daun lebar yang merambat biasanya tumbuh pada tebu muda yang tajuknya mulai menutupi ruang di antara barisan tebu, dan menjadi lebat pada saat tebu tua sampai tebu akan ditebang.

Kepekaan Herbisida

Spesies-spesies gulma dapat dikelompokkan bersama-sama dengan morfologi daun gulma dan pada daur hidup gulma. Herbisida yaitu senyawa kimia organik sintetik, diserap oleh gulma lewat akar, batang muda ataupun daunnya. Herbisida yang diserap akar atau lazim disebut herbisida akar, akan diserap bersama dengan air dan hara dari tanah, lalu diangkut ke bagian-bagian tubuh tumbuhan yang sedang aktif melakukan proses metabolisme. Herbisida lain adalah herbisida daun yang diserap oleh tumbuhan gulma lewat helaian daun, kemudian masuk ke jaringan-jaringan yang aktif melakukan proses fotosintesa dan jaringan yang aktif bermetabolisme seperti di ujung-ujung tubuh tumbuhan (akar dan batang). Ada juga sekelompok herbisida yang dapat masuk ke dalam tubuh gulma lewat akar dan daun, herbisida semacam ini disebut herbisida akar dan daun. Pada Tabel di bawah ditunjukkan macam spesies gulma dan kepekaannya terhadap herbisida-herbisida tersebut di atas. Dengan demikian, bisa disusun program pengendalian dan herbisida yang akan dipakai, apabila diketahui macam spesies gulmanya.

Tabel Pengelompokan Spesies Gulma dan Kepekaannya terhadap Herbisida

Daur hidup gulma

Tanda

Tebu muda

Tebu tua

Peka terhadap herbisida

Semusim

©

Rumput

-

Akar


-

-


ª

Daun lebar

Daun lebar (merambat)

Akar + (daun)

Tahunan

§

Rumput

-

Akar, akar + daun

Y

Teki

-

Daun

¥

Daun lebar

Daun lebar(merambat)

Akar + (daun)

Keterangan :

© = gulma semusim jenis rumput-rumputan

ª = gulma semusim jenis daun lebar

§ = gulma tahunan jenis rumput-rumputan

Y = gulma tahunan jenis teki-tekian

¥ = gulma tahunan jenis daun lebar

Spesies Gulma pada Berbagai Lahan Tebu


Dari hasil-hasil survei gulma yang telah dilakukan selama ini, dapat dibedakan antara lahan tebu sawah berpengairan (di pulau Jawa), dengan lahan tebu di lahan kering di pulau Jawa, dan di lahan kering di pulau-pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi. Tabel berikut menunjukkan spesies-spesies gulma tebu di lahan sawah beririgasi.

Tabel Spesies Gulma di Kebun Tebu Lahan Sawah Irigasi (Jawa)

Penyebaran

Lebat

Agak lebat (sering ditemukan)

Jarang

Sangat luas

Cyperus rotundus




Cynodon dactylon




Echinochloa colonum



Luas

Leptochloa chinensis

Heliotropium indicum



Panicum reptans

Fimbristilis miliaceae



Polytrias amaura



Terbatas


Portulaca oleraceae

Euphorbia puriflora



Euphorbia hirta

Panicum reptans



Amaranthus spinosus





Eclipta prostrata




Eragrostis japonica




Eleusine indica




Physalis minima




Phyllantus niruri

Keterangan : 1) Sumber: Kuntohartono dan Tarmani (1967)

Ternyata spesies gulma yang penting di kebun tebu lahan sawah adalah gulma tahunan teki-tekian dan rumput, selanjutnya ditemukan juga banyak gulma semusim rumput dan teki-tekian. Sebagian besar vegetasi gulma kebun tebu lahan sawah adalah gulma semusim.

Vegetasi gulma di kebun tebu lahan kering di pulau Jawa ditunjukkan pada Tabel di bawah. Dua spesies gulma semusim rumput yakni Echinochloa colonum dan Digitaria adscendens mendominasi vegetasi gulma di tegalan Jawa. Berikutnya adalah gulma tahunan teki merupakan spesies yang tumbuh lebat di lokasi kebun tebu yang cukup memperoleh hujan atau tegalan yang tinggi kadar air dalam tanahnya. Spesies gulma lainnya yang timbul setempat-setempat dan jarang pertumbuhannya umumnya adalah gulma semisim berdaun lebar.

Tabel Penyebaran dan Kelebatan Spesies Gulma di Lahan Tegalan Jawa

Penyebaran

Lebat

Jarang

Sangat luas

E. colonum


Luas

D. adscendens

C. benghalensis



A. conyzoides

Terbatas

C. rotundus

E. indica



M. invisa



Physalis minima



P. reptans



Borreria alata



C. dactylon

Setempat

A. spinosus

Lindernia crustaceae


Centrosema pubescens

P. niruri


Dactyloctenium aegyptium

Bidens pilosa


Ipomaea triloba

E. heterophylla


T. portulacastrum



P. oleraceae



Richardia brasiliensis


Spesies-spesies yang ditemukan tumbuh bersama tebu di lahan tegalan di pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi ditunjukkan pada Tabel di bawah. Terdapat keragaman yang sangat besar pada vegetasi gulma di kebun tebu di berbagai pulau. Tetapi dapat disimpulkan bahwa vegetasi gulma didominasi oleh spesies-spesies yang semusim, baik berdaun sempit maupun daun lebar.

Dengan mengetahui komposisi spesies gulma di suatu daerah, maka dengan pertimbangan pendekatan agronomis dan pengendalian secara kimiawi, dapat disusun suatu program pengendalian gulma secara rasional dan efektif.

Tabel Penyebaran dan Kelebatan Spesies Gulma di Kebun Tebu Luar Jawa

Kelebatan gulma

Sumatera Utara

Sumatera Selatan

Lampung

Kalimantan Selatan

Sulawesi Selatan

Lebat

D. adscendens

I. cylindrica

M. invisa

I. cylindrica

B. alata


M. invisa

D. adscendens

M. micrantatha

B. alata

E. colonum


C. rotundus

B. alata



D. adscendens

Agak lebat

E. colonum

M. invisa

Momordica charantia

C. cordata

R. exaltata


P. conjugatum

Ipomea obacura

C. pubescens


I. cylindrica


A. spinosus

M. micrantatha

D. adscendens


M. invisa


S. nodiflora




C. rotundus

Jarang

E. indica

Meremia tridentata

B. alata


E. pruniflora


B. nuticum

A. conyzoides

C. dactylon


Ipomea triloba


I. arislatum

E. colonum

B. nuticum


Stachytarpeta indica


P. chelidonii

Croton hirtus

I. cylindrica


Gynandropsis gynandra


C. benghalensis






C. pubescens





Pergeseran Spesies Gulma


Dinamika populasi gulma selalu terjadi dari waktu ke waktu, sebagai konsekuensi dari perubahan kondisi tumbuh kebun tebu dan perubahan cara bercocok tanam tebu. Pergeseran spesies gulma terjadi pada daerah-daerah kebun tebu yang relatif baru. Perubahan spesies gulma berlangsung makin cepat dengan makin seringnya herbisida digunakan di kebun tersebut. Sebagai contoh, pergeseran spesies gulma yang pantau oleh P3GI di salah satu areal perkebunan tebu di luar Jawa yang dilakukan selama 3 tahun disajikan pada Tabel di bawah. Baik gulma berdaun sempit, teki-tekian, gulma berdaun lebar maupun gulma merambat dominasi spesiesnya berubah secara nyata dalam kurun 5 tahun. Beberapa spesies gulma seperti B. alata masih tetap dominan selama 5 tahun. Sebaliknya gulma C. rotundus dan Ipomoea triloba yang pada awalnya dominan kemudian menjadi tidak dominan. Beberapa gulma yang semula tidak signifikan, kemudian berubah menjadi dominan seperti B. filiformis dan M. charanthia.

Tabel Pergeseran Spesies Gulma di PG Cintamanis, Sumatera Selatan

Kelompok gulma

1984/1985

1986/19871)

1989/19902)

Daun lebar

B. alata

B. alata

B. alata


Croton hirtus

C. hirtus

C. hirtus



A. conyzoides




Physalis angulata


Teki-tekian

C. rotundus



Daun sempit

Eleusine indica

D. adscendens

D. adscendens


Panicum repens

I. cylindrica

B. filiformis


P. distachium

E. colonum

Eleusine indica



Panicum spp.


Gulma

Ipomoea triloba

M. tridentata

M. cordata

merambat


M. invisa

M. tridentata



I. triloba

M. charanthia



M. cordata


1) Sumber Kuntohartono (1987)

2) Sumber Sasongko et al (1980)

Analisis Vegetasi dan Identifikasi Gulma


Guna menentukan pilihan cara pengendalian gulma yang tepat maka sangat diperlukan cara-cara menganalisis vegetasi gulma terlebih dahulu. Analisis vegetasi gulma beserta identifikasi spesies gulma dilakukan sebelum tindakan pengendalian dipilih dan diterapkan. Ketidak tepatan dalam analisis bisa menyebabkan pengendalian gula menjadi tidak efektif dan efisien, karena memboroskan biaya, waktu dan tenaga.

Analisis Vegetasi Gulma

Tujuan analisis vegetasi gulma di kebun tebu adalah untuk mengetahui komposisi spesies-spesies yang membentuk komunitas gulma yang tumbuh bersama dengan tebu, pada suatu waktu dan tingkat pertumbuhan tertentu. Pada umumnya vegetasi gulma di kebun tebu terdiri dari kumpulan semai-semai berbagai spesies gulma yang agak rendah (tinggi tanaman dibawah 50 cm), atau gulma yang sedang pesat tumbuh. Vegetasi gulma kebun tebu pada umumnya mirip untuk suatu areal yang luas, sehingga prosedur persiapan lahan untuk kebun tebu biasanya seragam untuk daerah atau pabrik gula tertentu. Oleh karena itu, maka metode analisis vegetasi gulma yang digunakan adalah metode estimasi visual (visual estimation), yakni metode analisis dengan pandangan mata dan pencacatan macam spesies gulma beserta skor kelebatan pertumbuhannya masing-masing (Soekisman et. al., 1984).

Metode estimasi visual dilakukan oleh orang yang telah dilatih sebelumnya, serta data yang dikumpulkan adalah data kualitatif. Data kualitatif vegetasi gulma menunjukkan bagaimana suatu spesies gulma tersebar dan berkelompok, stratifikasinya, periodisitas (seringnya ditemukan) dan pola komposisi macam spesiesnya. Untuk memperoleh data kualitatif tersebut perlu ditentukan macam peubah pengamatannya, penetapan luas dan jumlah petak contoh, serta penyebaran hasil-hasil pengamatannya.

Luas Dan Jumlah Petak Contoh

Penilaian kelebatan spesies gulma dilakukan pada petak contoh seluas 30 - 60 m2. Letak petak contoh pertama berada di dekat jalan kebun atau seluruh pembuangan air dan kedua agak di tengah petak kebun. Kedua petak contoh mewakili satu petak kebun yang luasnya berkisar antara 12,5 sampai 25 ha. Selanjutnya petak kebun tersebut dapat mewakili kebun seluas 200 - 400 ha. Berarti bila suatu pabrik gula seluas areal tanaman tebu 10.000 ha, maka akan ada 25 - 50 petak contoh yang diperiksa gulmanya.

Penjabaran Hasil-Hasil Pengamatan

Dari 25 - 50 petak contoh dihimpun nama masing-masing spesies dikelompokkan dalam katagori “penyebaran”. Dengan angka kelebatan dan pengelompokan penyebaran dapat disusun tabel komposisi vegetasi gulma.

Identifikasi Gulma di Lapang

Dalam mengidentifikasi macam spesies gulma di lapang, dapat dilakukan cara-cara sebagai berikut :

  1. Membandingkan tumbuhan gulma dengan gambar, foto atau ilustrasi gulma yang tersedia

  2. Membandingkan dengan determinasi dari spesies gulma yang kita duga

  3. Mencari sendiri melalui kunci identifikasi

  4. Konsultasikan pada ahli di bidang yang bersangkutan

Cara (a) yang paling praktis dan dapat dikerjakan sendiri di tempat, oleh karena telah banyak publikasi gambar dan foto-foto gulma. Dua publikasi gulma P3GI yang disebutkan pada alinia pertama bab ini, sangat berguna untuk keperluan tersebut.

Dalam menempuh cara (b) dan (c) sedikit banyak kita harus memahami istilah biologi yang berkenaan dengan morfologi yang dapat dipelajari pada buku karangan Rifai (1978). Bila ada spesies gulma yang sukar diidentifikasi, maka herbarium gulma (lengkap daun, batang, bunga, bunga dan akarnya) tersebut dapat dikirim ke herbarium Bogoriense, Jl. Ir. H. Juanda 22, Bogor. Di lembaga tersebut herbarium gulma itu kemudian akan ditelaah dan diperbandingkan dengan koleksi herbarium yang mereka miliki. Lembaga tersebut juga menyimpan seluruh herbarium gulma koleksi C.A. Backer. Herbarium-herbarium tersebut dihibahkan oleh P3GI kepada lembaga ini, untuk meningkatkan daya gunanya.

Tanda-tanda yang dipakai dalam identifikasi dan penelaahan spesies gulma; terbagi atas sifat-sifat vegetatif yang bisa berubah sesuai dengan lingkungan dan sifat-sifat generatif yang cenderung tetap (Soekiman et. al., 1984).

Sifat vegetatif gulma antara lain : perakaran, bagian batang dan cabangnya, kedudukan daun, bentuk daun, tepi daun dan permukaan daun, terdapat alat-alat tambahan misalnya daun penumpu atau selaput bumbung, beragam dan berbeda-beda untuk tiap spesies gulma. Bagian generatif yang dapat digunakan sebagai kriteria tanaman antara lain adalah : jumlah dan duduknya bunga, bagian-bagian bunga, warna kelopak bunga, warna mahkota bunga, jumlah benang sari, serta bentuk - ukuran - warna - jumlah buah/biji.

SELAMAT DATANG DI FAKULTAS PERTANIAN UB MALANG

SEMOGA BLOG PUSTAKA INI BERGUNA BAGI KEMAJUAN PERTANIAN DI INDONESIA KHUSUSNYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA