17 Februari 2010

Ujian S3

Disertasi Istiadah : Mayoritas Perempuan, ber-KB Pengalaman yang Kurang Menyenangkan
16 Pebruari 2010
Bagi perempuan di masyarakat Temas, ber-KB menjadi pengalaman yang kurang menyenangkan dalam kehidupan mereka. Hal ini terkait dengan efek samping dari pemakaian alat kontrasepsi (alakon) modern yang berakibat langsung pada tubuhnya. Demikian disampaikan Istiadah dalam disertasinya yang berjudul �Makna Keluarga Berencana Bagi Perempuan Muslim Di Temas Batu Jawa Timur�. Disertasi ini dipertahankan dihadapan tim dosen penguji pada Kamis (11/02) dengan tim dosen penguji Prof Dr Ir Sugianto MS, Dr dr Retty Ratnawati MSc, Prof Dr Mudjia Rahardjo Msi, Prof Dr Zaitunah Subhan MA. Sedangkan tim komisi promotor terdiri dari Prof Dr Ir Keppi Sukesi MS, Prof Dr Ir Sanggar Kanto MS, Prof Dr Ir Kliwon Hidayat MS.
Istiadah yang saat ini menjabat Pembantu Dekan II Fakultas Humaniora dan Budaya Universitas Islam Indonesia Sudan (UIIS) Malang ini mengungkapkan dalam disertasinya jika perempuan mengambil keputusan sendiri saat memilih untuk ber-KB. Sedangkan peran suami bisa dibagi dalam empat trend, pertama suami tidak mau terlibat sama sekali; kedua, suami tidak mau KB tetapi membolehkan istri menggunakan alakon; ketiga, suami yang mendukung istri dengan menjadi pengantar, dan suami yang ikut berpartisipasi ber-KB dengan metode coitus interuptus. Dari hasil penelitiannya terhadap perempuan muslimah di Temas Kota Wisata Batu Jawa Timur, hampir semua semua subyek penelitian mengatakan mengambil keputusan sendiri untuk melakukan KB, hanya tiga subyek yang mengatakan bahwa suami istri memutuskan bersama untuk ber-KB. Perempuan yang mengambil keputusan sendiri tidak bisa dikatakan mempunyai kekuasaan. Malah sebaliknya memutuskan sendiri berarti dia telah terhegemoni oleh patriarki sedemikian rupa sehingga pengambilan keputusan ber KB adalah strategi menghindari bahaya yang lebih besar atau sekedar survival strategy terkait dengan resiko individu yang akan dialami perempuan sendiri.
Dalam pelayanan KB tidak satupun dari subyek penelitian tersebut yang mendapatkan informasi yang memadai tentang kontrasepsi yang telah lama dipakai. Pada umumnya subyek penelitian mengatakan bahwa tenaga medis hanya menjawab pertanyaan, dan tidak berinisiatif memberikan informasi. Sebagai akibatnya sering terjadi pertukaran informasi diantara perempuan sendiri di luar sepengetahuan tenaga medis. Menanggapi hal tersebut diperlukan tiga hal yang terkait dengan peningkatan penanganan program KB yaitu, tersedianya informasi yang lebih lengkap terutama tentang efek samping pemakaian alat kontrasepsi, profesionalitas staff dan tersedianya staff perempuan terutama yang memasang alat kontrasepsi dan terakhir adalah aksesibilitas pelayanan.
Istiadah juga menyampaikan bahwa keputusan ber-KB dipengaruhi oleh nilai-nilai Islam dan Jawa yang telah terinternalisasi di dalam kehidupan sehari-hari. Antara lain keyakinan bahwa perkawinan adalah satu-satunya pintu reproduksi. Hal ini berimplikasi pada pembicaraan tentang KB yang hanya didengar di kalangan orang yang sudah menikah. Stigma yang telah diinternalisasikan oleh Orde Baru bahwa perempuan adalah ibu, istri dan ibu rumah tangga menjadikan perempuanlah target utama dalam ber-KB.
Dari deskripsi tersebut Istiadah menyimpulkan bahwa memakai alat kontrasepsi atau mengikuti program keluarga berencana merupakan pembebas perempuan dari kerepotan mengurus anak terutama ketika masih balita atau kala sakit. Hal ini dikarenakan perempuan dituntut terampil menjalankan ketiga perannya di rumah tangga. Selain itu KB juga membebaskan dari rasa malu karena saat ini banyak anak merupakan aib. Namun selain memiliki nilai positif bagi perempuan, KB juga memiliki nilai negatif yaitu penderitaan fisik dan mental. Penderitaan fisik yang biasa diderita seperti pusing, pendarahan, tidak menstruasi sama sekali sedangkan penderitaan mental berupa kekhawatiran perubahan siklus reproduksi dan fisiknya.[ai]

Tidak ada komentar:

SELAMAT DATANG DI FAKULTAS PERTANIAN UB MALANG

SEMOGA BLOG PUSTAKA INI BERGUNA BAGI KEMAJUAN PERTANIAN DI INDONESIA KHUSUSNYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA